cause cold
nostalgia
chills me to the bones
tag please or die
.
cbox recommended. Width: 350px.
ira says hi

Hello, hello! I'm ira. I love CSI, photography, fashion, and music. Well, i also love writing novel and draw something that related to my life. Leave a message. Don't make a mess. And don't forget to follow! Merci.

bolditalicunderlinestrikeout
affiliates

ME! Inas Kega Risty Hellyeah! FYSS FYI Friends
Senin, 28 Maret 2011 @ 3/28/2011 12:17:00 AM
Simplicity
"Well, kurasa Vivien menelponmu lagi. Ia minta kau untuk pemotretan Bazaar sekarang." kata Mallory sambil sibuk menata rambutku. Aku menoleh dan tersenyum kecil. "Bilang kepadanya, besok saja. Aku sedang berada di Milan." kataku. Padahal aku masih di New York. Yak, mungkin jika kau menjadi diriku kau pasti akan sangat-sangat sibuk hingga kau tak memerhatikan bahwa maskaramu luntur. Yah, menjadi seorang supermodel sekaligus sosialita remaja bukanlah hal yang mudah. Bayangkan kau memiliki jadwal yang padat ditambah segudang pemotretan dan jumpa fans. Oh ya, kau tentu belum mengenalku. Aku Kyra Anne Robertson. Kau bisa panggil aku Kyra. Seorang gadis berumur 17 tahun yang sedang sering tertampang di majalah Vogue. Senyumanku...Ya tuhan, semua lelaki selalu meleleh karena senyumanku. Tapi aku bangga dengan pekerjaanku. Sahabat-sahabatku, Amy dan Eve. Mereka juga seorang model tapi tak sepopuler diriku, tentunya. "Oke, rambutku sudah ditata sekarang kita tentukan apa yang kaupakai." katan Mallory lagi. Aku bangkit dari couch putihku. Aku melihat Sophie, seorang kru Vanity Fair. "Hei! Sophie!" seruku. Ia menoleh dan berjalan ke arahku. "Apa?" tanya Sophie. "Belikan aku latte low fat, usahakan kalorinya sedikit. Aku tak mau selulit melingkar di perutku." ia mengangguk lalu berlalu. Aku mengibaskan rambut pirangku. Aku mengambil clutch Chanel putihku dan mengeluarkan BlackBerry-ku. Dan mulailah aku sibuk dengan ponselku.
"Kyra! Ini bajumu!" seru Mallory tiba-tiba. Aku meletakkan poselku lalu berjalan ke arahnya. Mallory memegang dress couture bewarna emas dengan permata yang membentuk V-neck. "Merk apa ini?" tanyaku sambil memegangi baju itu. "Givenchy." jawabnya pendek. Aku segera ke ruang ganti. Aku memakai dress itu dan voila! I'm a goddess! Hahaha....Aku segera keluar tak lupa mengecek bagaimana tatanan rambut dan make-up. Setelah semuanya oke barulah aku ke Albert, fotografer Vogue. "Wow, dewi Aphrodite datang. Kyra, kau benar-benar cantik. Oke, sekarang kita langsung ke pemotretan." kata Albert. Aku mengangguk. Aku berjalan ke sebuah tembpat dengan back-ground putih polos. Disekelilingnya lampu-lampu besar menyinarinya. Aku berdirir disitu. Menunggu arahan dari Albert. "Sekarang, bayangkan kau berada di sebuah pesta prom biasa. Kau datang ke pesta itu dengan dandanan superb. Kau merasa semua mata tertuju padamu." kata Albert. Aku diam sejenak. Memikirkan ekspresi yang harus kukeluarkan.
Sebuaah ide terlintas di benakku. Segera saja aku mengeluarkan ekspresi itu. Albert segera memotoku. Flashing light dimana-mana. Albert menyuruhku untuk mengganti ekspresi ini-itu selama sekitar satu setengah jam. Melelahkan bukan? Jika kau adalah aku, kau pasti ingin segera duduk di sofa sambil memakan potato chips dan nonton Gossip Girl Marathon. Yah, menurutku begitu. Tapi aku cinta pekerjaanku bagaimana pun juga. "Oke, 1...2...3! Selesai! Kalian boleh pulang sekarang!" seru Albert. Aku menghela nafas. Aku buru-buru mengganti bajuku di ruang ganti. Sedikit informasi,
What to Wear Today: Monday (Biasanya aku suka menulis ini di PDA-ku.)
  • Black Glasses (Guess)
  • Swanky Tank (Old Navy)
  • Skinny Cord Rockstar (Old Navy)
  • Fancy Leather Jacket (Marc Jacobs)
  • Black Strappy Pumps (Marc Jacobs)
Tak lupa clutch putih Chanel menemaniku. "Kyra!" panggil seseorang. Aku menoleh ternyata Sophie membawa pesananku. "Oh ya! Trims, Sophie." kataku. Sophie tersenyum kecil lalu pergi. Aku meneguk latte itu. Mmm...benar-benar nikmat! Tiba-tiba PDA-ku berbunyi. Aku segera mengeceknya. Ya tuhan! Aku lupa kalau jam 4 ada pemotretan lagi. Pemotretan untuk majalah Fashion. Aku buru-buru memanggil Lisa, agenku sekaligus asistenku. "Lisa! Dimana dia?" seruku. Lisa tiba-tiba datang. Aku mengehla nafas lega. "Apa?" katanya. "Apa kau lupa bahwa jam 4 ada pemotretan untuk majalah Fashion?" kataku. Ia menepuk jidatnya. "Oh iya! Ayo kita pergi! Ngomong-ngomong jam berapa ini?" Aku melirik ke jam dinding di tembok. "Setengah empat! Oh, ayo kita pergi!" seruku.


To be continued....


Label: , , ,

back to top?
monthly archive

Juli 2010 September 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 November 2011
recent entries

Marion Cottilard Vogue...Vogue...Baby Vogue! Monotone Twitter Dog Days Are Over Ugh...Whatever! School Project Undisclosed Desires New York! Romance in The Air!
LAYOUT BANNER COLORS MINIICONS